Lahan Eks Pedagang Ikan Barito Terbengkalai

Oleh: Badar Subur

JAKARTA (wartamerdeka) -
Lahan kosong bekas gusuran yang terletak di jalur hijau RW 03 Kel. Tebet Barat dan eks pedagang ikan dan bunga Barito atau eks taman Ayodia, Kebayoran Baru hingga kini terbengkalai dan kondisinya terlihat kumuh dan semrawut. Bahkan lahan kosong tersebut sudah dijadikan tempat mangkal sejumlah pemulung, gepeng dan pengamen.


Rencananya, Dinas Pertamanan DKI Jakarta akan merubah jalur hijau di RW 03 Kel. Tebet Barat seluas 3 hektar menjadi taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota, taman rekreasi bagi warga setempat sekaligus menjadi areal resapan air.

Namun, hingga tiga tahun berlalu, lokasi jalur hijau yang tadinya dihuni para pemulung belum juga disulap menjadi taman kota. Akibatnya, lokasi tersebut kerap kali dijadikan tempat ngumpul pemuda tidak dikenal dan dikhawatirkan akan dijadikan tempat transaksi narkoba.

“Bila tidak cepat ditangani atau direalisasikan, lokasi disini akan jadi makin rawan. Pemda harus cepat bertindak, jika tidak lokasi itu bakal kumuh, semrawut dan tidak terkendali,” ucap Johan, warga Tebet," Rabu (27/8).

Hal serupa juga terjadi pada lokasi eks Taman Ayodia atau pedagang bunga dan ikan Barito RW 07 Kel. Kramat Pela. Sejak digusur pertengahan Januari 2008 lalu, areal seluas 4 ribu meter persegi yang telah dipagar seng terlihat dibiarkan saja sehingga terlihat kumuh, semrawut. Bahkan, sebagian pagar seng roboh dan bila turun hujan, air danau yang berada di dalam taman mengalir dan membuat ruas jalan tergenang air.

Lambatnya penanganan eks taman Ayodia tersebut dan hancurnya gardu listrik saat penertiban dilakukan membuat suasana disekitar taman seperti 'kota mati' bila malam hari tiba. Mengatasi hal itu, PLN menyediakan satu unit gardu listrik bergerak berkapasitas 630 kilovolt ampere (KVA). “Saking gelapnya, di saat malam hari warga di sini malas keluar juga tamu yang mampir,” kata Paing, satu juru parkir yang bertugas di kawasan tersebut.

Tak hanya itu, lokasi eks taman juga makin rawan menyusul sudah 3 kali kasus penjambretan dan pelakunya kabur meloloskan diri ke lokasi taman. Saat penggusuran, petugas gabungan sengaja menyisakan ruangan musholla tapi karena digunakan sebagai tempat kabur oleh kawanan pencopet dan maling, sejak sepekan lalu musholla sudah dihancurkan petugas trantib.

“Kami juga khawatir, kalau lambat ditangani, kawasan tersebut akan dijadikan lokasi mesum wanita-wanita malam karena lokasi di dalamnya sangat gelap dan berdekatan dengan Jl. Mahakam yang sudah terkenal sebagai daerah mesum,” ujar Ali, warga RW 07.

Menanggapi hal itu, Budiman Simarmata, Plh Walikota Jakarta Selatan, mengatakan pembangunan yang membutuhkan anggaran besar tidak bisa segera dilaksanakan, dan harus menunggu APBD Perubahan 2008. Hal itu berlaku juga pada pembangunan Taman Ayodia dan lahan hijau Tebet yang anggarannya masuk dalam rincian APBD Perubahan tersebut.

"Anggaran pembangunannya ada di Dinas Pertamanan, jumlahnya juga cukup besar sekitar Rp 150 miliar lebih dan kita hanya ketempatan saja. Itu proyek dedicated program yang harus dilaksanakan tahun ini, tapi anggarannya masuk dalam APBD Perubahan," jelasnya

Dia juga akan perintahkan Kasudin Trantib untuk menangani gelandangan dan pemulung yang memasuki area tersebut. "Kita akan jaga lokasi itu dari orang yang tidak berkepentingan sehingga keberadaannya tetap steril," tegasnya.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama