Dihadiri Fauzi Bowo, Lebaran Betawi Berlangsung Meriah





JAKARTA-
Untuk kedua kalinya warga Betawi menikmati silaturahmi akbar yang dikemas melalui tradisi Lebaran ala Betawi. Tahun 2009 ini, silaturahmi akbar digelar di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasarminggu, Jakarta Selatan, Sabtu (17/10). Ratusan ribu warga Jakarta terlihat sangat antusias menikmati lebaran ala Betawi ini.

Mereka tumpah ruah, memadati setiap stan yang diprakarsai oleh lima Kota Administrasi dan satu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Bahkan sejumlah pejabat etnis Betawi maupun dari etnis lainnya juga turut larut dalam acara tersebut.

Seperti Ketua MPR RI Taufik Kiemas, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Ketua Bamus Betawi Nachrowi Ramli, Anggota DPRD DKI Achmad Husein Alaydrus dan sejumlah tokoh masyarakat Betawi. Lima walikota dan bupati beserta jajarannya pun turut hadir memeriahkan acara ini.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dalam lebaran ala Betawi ini secara simbolis menerima hadiah dari para walikota beserta jajaranya. Upaya ini sebagai wujud pelestarian tradisi Hantaran atau Anteran warga Betawi.Kemudian, gubernur dengan didampingi Ketua Bamus Betawi dan para pejabat lainnya mengunguji sejumlah stan yang menyajikan makanan/jajanan, pakaian serta pernak-pernik Betawi.

Ketua Bamus Betawi, Nachrowi Ramli berharap, silaturahmi akbar warga Betawi ini dapat dilakukan setiap tahunnya, pasca lebaran Idul Fitri. Ia juga berharap agar Pemprov DKI ini segera menerbitkan payung hukum kegiatan Lebaran ala Betawi ini.

"Kami berharap kepada Pemprov DKI Jakarta supaya memberikan payung hukum atas kegiatan ini. Entah itu bentuknya Perda atau yang lainnya. Sehingga, kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun dan dapat menjadi agenda rutin Pemprov DKI. Karena Lebaran ala Betawi merupakan salah satu wujud pelestarian budaya Betawi," papar Nachrowi.

Bak gayung bersambut, harapan Ketua Bamus Betawi ini pun langsung direspon positif oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Sayangnya, gubernur saat ini belum bisa menjanjikan kapan payum hukum yang diinginkan masyarakat Betawi ini dapat diterbitkan. Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta memastikan akan memberikan apresiasi yang tinggi untuk terselenggaranya Lebaran ala Betawi pada tahun-tahun berikutnya.

"Agenda tahunan akan terus kita lakukan. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan terus bekerja sama dengan Bamus Betawi. Tentunya kita juga akan menindaklajuti hal yang baik dan sangat bermanfaat ini," tegas gubernur.

Tidak hanya gubernur, kalangan anggota DPRD DKI pun meresponnya dengan baik. Seperti dikatakan Achmad Husein Alaydrus, salah seorang anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI yang mendesak agar payung hokum itu segera diterbitkan. Apalagi Lebaran ala Betawi ini merupakan bagian dari pelestarian kebudayaan Betawi. "Pelaksanaan Lebaran ala Betawi tahun depan harus sudah ada payum hukumnya. Dengan begitu, kegiatan ini yang sebenarnya sudah menjadi adat istiadat bisa memiliki dasar hukum atau legal formalnya," katanya.

hal senada ditandaskan Akri Patrio, Seniman asli Betawi yang juga sangat berharap agar Pemprov DKI bisa segera mengeluarkan payung hukum kegiatan Lebaran ala Betawi. Jika sudah terwujud maka terbuka peluang bagi kesenian-kesenian Betawi lainnya terlindungi secara hukum. "Saya sangat mendukung dan sekaligus berharap kepada pemerintah DKI Jakarta agar segera memberikan payung hukum. Degan begitu, sebagai seniman saya juga berharap pemerintah DKI Jakarta menyediakan gedung kesenian bagi Seniman Betawi," tandasnya.

Dalam tradisi masyarakat Betawi dikenal ada istilah Lebaran, yakni Lebaran Idul Fitri, Lebaran Haji (Idul Adha), dan Lebaran Yatim yang dirayakan setiap tanggal 10 Muharam. Dari ketiga istilah tersebut dikenal juga Lebaran ala Betawi. Lebaran ini sejatinya cuplikan Lebaran Idul Fitri. Cuplikannya memiliki ciri khas hantaran atau antaran.

Hantaran atau antaran adalah sebuah tradisi memberikan hadiah dari seorang anak kepada orangtua, atau kepada orang yang dituakan seperti adik kepada kakak (abang/mpok), murid kepada guru. Hadiah/pemberian bisa berupa makanan tradisional Betawi, seperti wajik, dodol, uli geplak, dan lain-lain. Namun seiring perjalanan waktu, hantaran mengalami penyesuaian seperti roti, cokelat, biskuit, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam tradisi ini tidak lain adalah silaturahmi dan semangat kebersamaan.

Dalam acara Lebaran ala Betawi 2009 dimeriahkan dengan berbagai macam atraksi budaya Betawi, seperti gambang kromong, keroncong Jakarta, wayang kulit Betawi, orkes Melayu, dan ondel-ondel. Kemudian kuliner Betawi, seperti nasi uduk, pecak gurame, gabus pucung, sayur asem, dan kerak telor. Lebaran ala Betawi ini akan digelar dari tanggal 17-18 Oktober 2009.(Badar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama