Terlihat sedikitnya 50 PKL dengan leluasa menempati sepanjang Jalan GOR Ragunan untuk melakukan aktivitas berjualan. Selain terkesan semrawut, dan kerap kali menimbulkan kemacetan, aktivitas para para PKL itu juga menghasilkan sampah dan mengotori kawasan sekitar Ragunan. "Kawasan ini menjadi kumuh, dan setiap hari terutama jam sibuk selalu macet," kata Setiawan (35), warga sekitar.
Apalagi, sambung dia, ruas jalan yang digunakan para PKL tersebut merupakan akses menuju GOR Ragunan yang notabene sering dilalui oleh para pejabat baik Pemprov DKI Jakarta maupun Pemkot Jakarta Selatan. "Kalau memang Walikota Jaksel memiliki komitmen tinggi memerangi PKL, kenapa tidak segera ditertibkan. Apalagi pedagang yang beroperasi di sini keberadaannya sudah hampir dua tahun lebih," kesalnya setengah bertanya.
Selain masyarakat dan pengguna jalan, rupanya keberadaan PKL itu juga membuat resah pihak GOR Ragunan.
Trisnadi (40), salah seorang petugas GOR mengungkapkan, selama ini pihaknya telah berulang kali melayangkan
Lurah Ragunan, Rahmat Basuki membantah jika pihaknya menerima sejumlah uang dari para PKL. Menurutnya, penertiban terhadap puluhan pedagang di sepanjang Jalan GOR Ragunan terus dilakukan. Hanya saja, lanjut dia, saat petugas lengah PKL tersebut kembali menempati wilayah tersebut. “Penertiban terus kita lakukan,” tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Camat Pasarminggu, Sudiyanto. Pihakanya, kata Sudiyanto, rutin melakukan penertiban. Hanya saja, di saat petugas lengah, para PKL tersebut kembali berjualan di wilayah itu. “Keberadaan mereka jelas melanggar. Kami terus lakukan penertiban. Namun saat ini kami sedang fokus menangani PKL di kawasan sekitar Terminal Pasarminggu,” tandas dia.(badar)