Keterangan Foto: Bangunan SMK 1 Pebayuran yang terbengkalai
BEKASI-Malang benar nasib, sejumlah siswa- siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Pebayuran. Sampai hari ini, kegiatan belajar mengajar masih menumpang di SMP I Pebayuran. Padahal, sejak tiga tahun yang lalu angggaran miliaran rupiah dari APBD tahun 2009 sudah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi untuk membangun gedung SMK 1 Pebayuran, namum sampai hari ini pembangunan SMK 1 belum juga bisa diselesaikn oleh kontraktor yang mengerjakannya.
Pembangunan SMK 1 dikerjakan oleh Hajjah Ellan, dikenal sebagai isteri seorang pengusaha asli Pebayuran. Bangunan tersebut, jika terlihat dari jauh memang terkesan sudah selesai. Tetapi. jika diperhatikan dari dekat, masih banyak kekurangan yang belum diselesaikan. Karena itu, menurut beberapa tokoh masyarakat, sampai hari ini gedung SMK 1 belum bisa digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar.
Anehnya, jelas beberapa tokoh masyarakat, walaupun pembangunan gedung SMK 1 molor dari kalender kerja yang telah ditentukan, pemberi pekerjaan yakni Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi tampaknya tidak berani menegur kontraktor bersangkutan. “Ini pasti ada apa apanya. Masak tidak berani menegur kontraktor,” ujar tokoh masyarakat Desa Sumber Urip.
Sumber lainnya menjelaskan, pembangunan gedung SMK 1 tersebut terbengkalai sejak setahun lalu.“Sudah tiga tahun SMK 1 menumpang belajar di SMP 2,” jelasnya.
Dia berharap, anggota DPRD selaku wakil rakyat dan Kepala Dinas Pendidikan selaku pengguna anggaran segera memanggil kontraktor yang mengerjakan gedung SMK 1 Pebayuran tersebut.
Sedangkan Kepala Dunas Pendidikan Dr Rusdi, M Biomed yang berusaha konfirmasi di kantornya, sulit ditemui. Dosen Universitas Jakarta yang dicomot Bupati Bekasi menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi itu, dinilai sejumlah tokoh masyarakat dan para oramgtua siswa tidak bertanggung jawab.
Sejumlah warga menyesalkan sikap kepala dinas yang seolah masa bodoh. Padahal gedung sekolah sangat penting untuk mencerdaskan anak-anak Bekasi. Pebayuran sangat jauh dari pusat pemerintahan Bekasi. “Apa jadinya kalau gedung sekolah tersebut dibiarkan terbengkalai,” komentar warga setempat, sambil menyebutkankan bahwa semua itu merupakan kesalahan Bupati Bekasi yang menempatkan pejabat asal comot. Jul