Kepala Bapepam Fuad Rahmany Dituding Berusaha Tutup-tutupi Data Pembeli Saham KS

 
Keterangan Foto: Kepala Bapepam-LK Fuad Rahmany

JAKARTA-Sikap Kepala Bapepam-LK Fuad Rahmany terus menutupi data nama pembeli saham Krakatau Steel (KS) membuat geram banyak kalangan. Fuad dituding tidak bekerja sesuai fungsinya yaitu sebagai pemeriksa dan penyidik pasar modal, tapi malah menjadi juru bicara IPO KS.

Pengamat pasar modal Yanuar Rizqi mengatakan, alasan Fuad bahwa data rekening efek tidak bisa dibuka adalah salah. Sebab, sejak awal IPO KS ini sudah jadi polemik. Banyak kejanggalan dalam IPO ini, baik dalam penentuan harga maupun dalam penjatahannya.

“Kalau polemik, maka rekening efek para investor yang membeli saham KS bisa dibuka Bapepam. Sebab ini sudah mengarah pada manipulasi data,” kata Yanuar, Minggu malam (21/11).

Kalau berdasarkan pasal 47 UU No. 8/1995 pasar modal, lanjutnya, memang data pembeli itu tidak boleh dibuka. Namun, berdasarkan pasal 90-97 Undang-undang yang sama, Bapepam bisa membuka rekening itu dalam rangka penyidikan.

Yanuar mengaku sangat heran dengan pernyataan Fuad mengenai kelebihan permintaan (oversubscribed) KS di posisi Rp 850 per lembar yang hanya 1,8 kali lipat. Padahal, sejak awal, underwriter atau penjamin emisi IPO KS mengumumkan, berdasarkan bookbuilding, kelebihan permintaan itu mencapai 9 kali lipat dari total saham yang ditawarkan.

“Saya bingung, kok ada informasi yang asimetris seperti ini. Ini termasuk kebohongan publik. Dia bilang ada kesalahan pencatatan. Kalau seperti itu, kenapa tidak diralat saat IPO belum dimulai. Kok baru sekarang?” tanyanya.

Yanuar juga merasa kaget dengan pernyataan Faud yang memastikan proses IPO tidak ada masalah. “Bagaimana dia bisa memastikan itu, sementara penyidikannya saja belum dia lakukan. Hebat bener dia. Harusnya, lakukan dulu penyidikan baru ngomong. Jangan jadi juru bicara begitu, sebab Bapepam fungsinya melakukan pemeriksaan dan penyidikan, bukan jubir,” tegasnya.

Dengan kondisi ini, Yanuar meminta Menkeu Agus Matrowardojo untuk segera mengevaluasi kinerja Fuad. Kalau perlu, Agus harus menggantinya, sebab Fuad tidak bekerja sesuai tugasnya.

“Kepada menteri keuangan, tolong koreksi lah. Kok pejabat negara seperti itu sikapnya,” tandas Yanuar.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama