Keterangan Foto: Warga Banyurip harus berjalan jauh untuk mengambil air bersih.
Warga dukuh banyurip yang berjumlah 1200 kk ini mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani sementara sebagian sebagai pencari kayu bakar dan daun jati
Warga yang bermata pencaharian sebagai pencari kayu baker dan daun jati mengaku saat hendak menjual hasil kayu bakar dan daun jati ke pasar desa harus menempuh jarak yang jauh dengan kondisi jalan yang cukup terjal dan masih bermakadam.
Tak hanya itu. Untuk menyiapkan air bersih bagi keperluan sehari-hari, warga pedukuhan Banyurip harus rela berjalan kaki dengan jarak cukup jauh dari pemukiman karena warga pedukuhan tersebut mayoritas tak memiliki sumur sendiri, dikarenakan untuk membuat sumur warga harus menggali ratusan meter dengan biaya yang cukup besar. Sehingga warga lebih memilih mengambil air di sumber mata air Watu Telo.
Gimin (38 tahun) salah satu warga Rt 02/Rw 02 dukuh Banyurip yang memiliki sumur pribadi mengaku memang di pedukuhan Banyurip, apa bila ingin membuat sumur harus menggali ratusan meter dan itupun belum tentu ada sumber mata airnya. Belum lagi biaya yang dikeluarkan cukup banyak. Gimin mengaku beberapa tahun lalu dirinya saat membuat sumur di belakang rumahnya baru mendapatkan sumber mata air di kedalaman 125 meter.
Otomatis bagi warga yang tidak mampu membuat sumur sendiri harus rela berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air bersih di sumber mata air yang terletak di bawah pedukuhan tepatnya di sumber mata air Watu Telo sungai dukuh Banyurip.
Giman, ketua RT.setempat berharap kepada Pemerintah Daerah melalui APBD di tahun 2011 mendatang menganggarkan biaya untuk pembuatan pembangunan sarana prasarana air bersih (PAB) sehingga bisa membantu mengatasi kebutuhan air bersih bagi warga dukuh Banyurip karena sampai saat ini di dukuh Banyurip belum ada pembangunan PAB. Dia juga berahap, perbaikan jalan yang telah dilaksanakan beberapa tahun lalu oleh pemerintah daerah sekiranya bisa dilanjutkan kembali karena sebagian masih makadaman dengan bebatuan yang terjal sehingga membuat para warga yang hendak menuju ke pusat desa dengan mengendarai sepeda ontel dan motor sering alami kerusakan.(hasan)