Keterangan Foto: Pimpinan Kecamatan Kragan Partai Golkar, Gatot Paeran.
REMBANG-Gonjang-Ganjing yang dialami DPD Partai Golkar Rembang terus berlanjut dan semakin panas . Isu akan diadakannya Musyawarah Daerah Luar biasa (Musdalub) juga semakin mendekati kepastian. Santer terdengar kabar kubu yang berseberangan dengan ketua DPD Fadholi mulai mengumpulkan kekuatan untuk memboikot kpengurusan saat ini.
Salah satu Kader Golkar yang juga sekaligus Pimpinan Kecamatan Kragan Partai Golkar, Gatot Paeran mengatakan, terkait pemberitaan yang menyebutkan Golkar Rembang pecah tidak tepat. Yang betul, kata dia, pengurus DPD saat ini khususnya ketuanya dianggap tidak mampu menjalankan roda organiasasi. ''Maka yang terjadi selama setahun lebih Golkar jalan di tempat. Hal tersebut jika diteruskan maka lambat laun Golkar akan akan musnah,''kata dia.
Dia menjelaskan, permasalahan yang dihadapi DPD II Golkar Rembang telah disampaikan ke DPD 1 Propinsi meliputi dua poin. Di antaranya sudah setahun lebih lamanya ternyata belum juga diselenggrakan Muscam (Musyawarah kecamatan), padahal Muscam harusnya diadakan tiga bulan usai musda. ''Hal ini jelas sudah melanggar aturan, implikasinya tidak ada kegiatan di tingkat kecamatan,''ujar ketua Komisi A tersebut.
Gatot menyebutkan,selain belum diselenggarakannya muscam, juga terkait dengan Prosedur Pergantian Antar Waktu (PAW). Ia menganggap, prosedur PAW sangat mahal. Selain itu, proses PAW Suci ternyata molor, jika seharusnya bisa selesai November lalu, ternyata akhir Desember baru diproses. ''Hal iniliah yang menjadi alasan kader melakukan boikot serta meminta DPD 1 untuk segera menggelar Musdalub,'tukasnya.
Dia mengkalaim dalam pertemuan beberapa hari lalu di rumah salah satu pengurus DPD, dihadiri sebanyak 10 pengurus kecamatan(PK), 10 pengurus Pleno dan 10 pengurus harian. Intinya, kata dia, mereka sepakat bahwa kepemimpinan DPD II Rembang tidak lagi bisa memperjuangkan partai bahkan terkesan menjerumuskan partai.''mereka juga sepakat dengan rencana segara diselenggrakan Musdalub. Ini harga mati,''pungkas Gatot. (hasan)