Klaster Garam Usulkan Bantuan Mesin Suling

Rasmani, ketua klaster garam Kabupaten Rembang

REMBANG-Tidak ingin kejadian macetnya produksi garam sepanjang tahun ini terulang di tahun-tahun mendatang, klaster garam mengusulkan disalurkan mesin suling untuk memperlancar proses membuat garam. Pengelolaan mesin tersebut diserahkan kepada klaster untuk dibagikan kepada kelompok petani garam yang tersebar dari kecamatan Kaliori hingga Sarang.

Rasmani, ketua klaster garam kabupaten Rembang saat ditemui di kediamannya desa Purworejo kecamatan Kaliori siang tadi menjelaskan, bila apa yang dikatakan anggota DPR RI Firman Gani sewaktu reses di Rembang yang menyebutkan tahun depan pemerintah pusat mengalokasikan bantuan penguatan modal industri garam sebesar 15 milyar rupiah untuk kabupaten Rembang dan Pati, anggota klaster mengusulkan dibelikan mesin suling. "Meski dianggarkan sata unit mesin suling, tentu akan memberikan dampak menguntungkan bagi industri garam secara keseluruhan. Baik untuk petani garam anggota klaster maupun Pemkab Rembang sendiri," ujarnya.

Menurut dia, mesin suling berfungsi menyedot air laut, kemudian diproses secara mekanik dan menghasilkan butiran garam. Bila dipikir sepintas memang terasa mahal, namun memberikan manfaat besar bagi anggota klaster garam. "Oleh karena itu anggota klaster garam berharap sebagian dana penguatan modal yang akan diterima Kabupaten Rembang tahun depan diwujudkan untuk pengadaan mesin suling tersebut," harapnya.

Terpisah, Kepala Dinperindagkop Rembang  Waluyo melalui Kabid Perindustrian Sudirman menyampaikan, fenomena alam kemarau basah sepanjang tahun ini memang membuat industri garam terpuruk. "Hasil produksi tahun 2010 bahkan tidak mencapai 50% tahun sebelumnya," terangnya.

Ia sebutkan, untuk usulan klaster garam terkait pengadaan mesin suling sebut Sudirman, harus dilakukan pembahasan dan kajian mendalam tentang azas manfaat. Karena selain berharga mahal, juga harus ditentukan siapa yang akan menanggung biaya operasional, perawatan dan perbaikan ketika nanti rusak. Usulan akan dibicarakan lebih lanjut dengan instansi terkait lainnya, seperti Bappeda, Dinkanlut, Bagian Perekonomian Setda. "Apakah memungkinkan diwujudkan atau untuk sementara ditunda. Tentunya dalam pembahasan nanti juga akan melibatkan klaster garam, selaku pihak yang menyampaikan usulan," tuturnya.

Sementara itu, kepala Dinas kelautan dan Perikanan (Dinlutklan) Kabupaten Rembang Suparman saat ditemui menyampaikan, untuk menunjang program nasional menuju swasembada garam konsumsi 2012, pihaknya telah menetapkan kecamatan Kaliori sebagai sentra produksi garam di Kabupaten Rembang. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang, luas lahan potensial garam di wilayah kecamatan Kaliori sekira 971 hektar, tersebar di 10 desa yaitu desa Tunggulsari, Tambakagung, Mojowarno, Dresi kulon, Tasikharjo, Dresi Wetan, Purworejo, Bogoharjo, Banyudono dan desa Karangsekar. "Sebagai upaya menyukseskan Kecamatan Kaliori menjadi sentra produksi garam, petani akan mendapat program berupa normalisasi muara sungai dari laut menuju tambak, perbaikan transportasi dari tambak menuju gudang, dan perlunya dibangun gudang desa yang bisa menampung 15 ribu hingga 20 ribu ton garam serta adanya lembaga penyangga dana dan harga," jelasnya.

Ia sampaikan, perlunya dibangun sarana prasarana tersebut karena selama ini petani garam di wilayah kecamatan Kaliori masih terkendala adanya saluran sungai yang dangkal, minimnya pendanaan dalam mengolah lahan, lamanya pengangkutan garam dari tambak kegudang. "Yang paling mencolok yakni permasalahan harga pasar ketika panen raya garam berlangsung. Sehingga tepat apabila dibentuk badan penyangga harga," pungkasnya. (Hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama