PDAM Bekasi Butuh Investor



BEKASI-Kurang optimalnya pelayanan PDAM “Tirta Bhagasasi” disebabkan beberapa faktor, di antaranya minimnya dana yang tersedia untuk pengembangan sambungan langganan (SL) sementara potensi pengembangan yang telah direncanakan dalam Bisnis Plant sebanyak 173.606 unit SL dalam 5 tahun ke depan. Dengan rasio penambahan penduduk Bekasi 2,68% tiap tahun diproyeksikan penambahan SL per tahun lebih kurang 10.000 unit sambungan. Sehingga tingkat pelayanan ke depan menjadi 32% daerah cakupan pelayanan. Hal itu disampaikan Direktur Utama PDAM Drs. Wahyu Prihantono baru-baru ini.

“Apabila mengacu pada keputusan Menteri Keuangan No. 120 Tahun 2008 indikator PDAM sehat salah satunya adalah pendapatan air harus full cost recovery atau pendapatan air harus memenuhi biaya, yakni  Rp 4.403/m3 sementara di PDAM Bekasi masih di bawah itu hanya Rp 3.458/m3,” katanya.

Hal ini apabila tidak segera ditopang dengan masuknya investor untuk membiayai pembangunan infrastruktur dapat mengganggu keuangan perusahaan. PDAM Bekasi merupakan badan usaha milik daerah kota dan kabupaten Bekasi dan kami berkewajiban menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) per tahun lebih kurang masing-masing sebesar Rp 3 M untuk kabupaten Bekasi dan Rp 2 M untuk kota Bekasi.

Pihaknya berharap dengan masuknya investor target MDG’s cakupan kota dalam hal pelayanan air sebesar 80% dapat tercapai. Sekarang saja, pelanggan yang masuk daftar tunggu (waiting list) mencapai 85.000 calon pelanggan yang belum bisa dilayani karena keterbatasan dana. Keluh Wahyu. Saat ini PDAM Bekasi masih mengenakan tarif terendah yakni Rp 2.000 /m3 sementara biaya produksi apabila dikalkulasikan mencapai Rp 2.800 /m3 .

Idealnya, kata Wahyu, dijual Rp 10 /liter. Saat ini PDAM masih mematoh harga Rp 2 / liter apabila hal ini terus berlanjut dengan tarif yang sangat minim ini, dapat mengganggu keuangan perusahaan atau merugi.

“Terkait rencana dimaksud PDAM Bekasi membuka peluang pada investor infrastruktur dalam pengembangan jaringan,”sambung Wahyu.

Apabila mengacu pada PP 16 tentang SPAM yakni investasi pada sumber air hingga proses produksi, sistem distribusi dan sistem pelayanan maka khusus untuk investasi pelayanan dimungkinkan untuk membuka kerja sama yang seluas-luasnya dengan investor swasta.

"Prospek kebutuhan air bersih di kota Bekasi saat ini sangat tinggi, rata-rata konsumsi air bersih pelanggan saat ini mencapai 130 liter/jiwa/hari, dalam Bisnis Plan telah kami buatkan mapping /pemetaan program pelayanan 5 tahun ke depan sehingga menjadi 150 liter/jiwa/hari upaya pengembangan sistem pelayanan serta mencari sumber air baru termasuk membangun jaringan-jaringan baru pada daerah yang belum terjangkau menjadi prioritas kami,”ujarnya lagi.

Di sisi lain, terang Wahyu, tingkat kebocoran juga terus diturunkan secara berkesinambungan serta mengoptimalkan kinerja para pembaca meter serta mengefisienkan dan mengefektifkan pengelolaan data DSML yang barbasis IT.

Masalah yang mendera PDAM Bekasi mengundang perhatian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar Rakyat. Menurut pimpinan LSM yang berkiprah di Bekasi Ali Rahmat,  PDAM harus segera mengambil langkah positif ke depan agar terus berkembang dan menguntungkan dari segi bisnis, mencari alternatif investor itu langkah yang sangat positif termasuk bagaimana pimpinan PDAM terus mengupayakan penyesuaian tarif.

Ali mencontohkan tarif yang berlaku di DKI saat ini saja mencapai US$ 0,7 atau setara Rp 5.000, sementara yang berlaku di Bekasi hanya Rp 2.000 /m3. Hal seperti ini tentu bisa menggangu kelangsungan PDAM ke depan apabila tidak segera diatasi. “Untuk mengantisipasi hal yang lebih buruk Kepala daerah seharusnya segera turun tangan.” pungkasnya. Anas

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama