Kawasan BBS Kembali Mangkrak, Kini Jadi Tempat Mesum


REMBANG (wartamerdeka.com) - Kawasan Wisata Bonang Binangun Sluke atau yang lebih dikenal dengan kawasan BBS  Pantai Binangun  Kecamatan Lasem Rembang kini "tercemar" lantaran diduga tempat tersebut dijadikan tempat mesum. Tak hanya itu, terkadang lokasi yang indah dan sepi dari keramaian itu diduga juga sering dibuat  bermain judi. Sebeblumnya beberapa bulan lalu bangunan yaang ada di  lokasi  yang masuk dalam daerah utama kawasan wisata Bonang - Binangun - Sluke (BBS) tersebut sempat diperbaiki dan direnovasi setelah mangkrak bertahun-tahun.

Usai perbaikan bangunan tersebut disewa oleh perorangan  dan dibuat usaha   rumah makan, namun karena  akses jalan yang kurang memadai, membuat pengunjung enggan datang alias sepi. Akhirnya rumah makan tersebut ditutup pemiliknya. Seiring dengan waktu, bangunan tersebut kembali rusak berat akibat tak adanya perawatan. Selain bangunan, di lokasi pantai Kawasan Bonang Binangun Sluke juga terdapat mushola dan makam Sayyid Hamzah, bupati Binangun I
Kawasan BBS tersebut banyak menuai keluhan dari sejumlah warga setempat  karena kawasan BBS  hampir setiap malam sering menjadi ajang mesum pasangan muda mudi. Hal tersebut terjadi karena Kawasan BBS kalau malam kurang lampu penerangan sehingga tak nampak dari jalan raya, dan di samping itu  ada beberapa sudut tembok batas  yang panjang  dan jarang dilalui warga sehingga membuat para muda-mudi  lebih nyaman dan leluasa dalam melakukan perbuatan apapun.

Sobari   warga Binangun Kecamatan Lasem pemilik warung yang terletak  di pinggir jalur pantura Lasem- Sarang dekat lokasi kawasan BBS  saat dikonfirmasi wartawan  mengaku sering melihat   pasangan muda mudi  baik sore atau malam hari  terlebih malam hari libur. Dari sore kendaraan roda dua lalu lalang bergantian keluar masuk lokasi BBS. "Namun saya tak tau apa yang mereka perbuat, saat sore hari terkadang juga ada pelajar putra-putri yang pulang sekolah dan masih berseragam  masuk ke kawasan BBS,“ungkapnya.

Sementara itu Muksin salah satu pemuda desa Binangun kepada wartawan  mengatakan  yang berbuat tak senonoh.itu yang paling dan sangat   memprihatinkan, kata dia, perbuatan itu dilakukan tak jauh dari  makam. . "Kan kami prihatin mas,  “ keluhnya.
Terpisah Kepala Desa Binangun Lasem Khamim  saat dihubungi dan dikonfirmasi wartawan  membenarkan adanya  perbuatan mesum tersebut. "Namun mereka yang datang kelokasi kawasan BBS bukan warga kami mayoritas orang luar, “ungkapnya.

Masih kata Khamim pihaknya mengaku  pernah mendapat keluhan dari masyrakat dan salah satu organisai  terkait  hal tersebut namun dirinya mengaku tak bisa berbuat banyak karena bukan kewenangannnya. “Kami hanya mampu menegur bukan memberi sangsi kepada mereka ada instansi yang lebih berwenang  “ terangnya. 

Komisi D Sidak Kawasan Wisata BBS 

Menanggapi keluhan dan aduan warga diduga kuat tempat tersebut sering menjadi tempat berjudi dan praktek seksual terselubung.,akhirnya Komisi D Bidang Kemasyarakatan DPRD Rembang pada Kamis (3/11) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kawasan wisata Bonang Binangun Sluke (BBS).

Ketua Komisi D DPRD Rembang, Joko Suprihadi saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, pihaknya berulang kali menerima informasi dan aduan dari masyarakat yang merasa resah akan aktifitas orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan pihaknya pernah mendapati secara langsung arena judi dengan memanfaatkan salah satu bangunan di pinggir pantai Binangun.

”Adanya laporan warga memang menjadi alasan utama kami melakukan sidak. Hal ini supaya masyarakat lebih nyaman. Apalagi sekitar satu bulan lalu saya pernah mendapati beberapa orang yang sedang bermain judi disana,” ungkap  Joko.

Masih kata  Joko, anehnya walaupun mereka tahu dirinya datang, tidak ada satupun pelaku judi yang merasa malu. Padahal saat itu pihaknya membawa mobil dinas yang sudah jelas bahwa itu menandakan dirinya berasal dari pemerintah Rembang.

Jokopun prihatin dengan kondisi yang ada ditempat tersebut. Banguna yang ada terkesan mangkrak dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya. “tahun 2010 kemarin, kami mengalokasikan dana rehab kira-kira Rp 50 juta, tapi kalau mangkrak seperti ini kayaknya sia-sia,” paparnya.

Karena hal itu pihaknya meminta kepada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga untuk membuat konsep yang jelas. Apalagi sejak awal sudah ditetapkan menjadi obyek wisata.
“Kalau ditangani dengan profesional, ia yakin bisa menghilangkan rumor maksiat yang ada, apalagi fungsinya semula adalah sebagai tempat pariwisata. Pastinya investorpun akan dating dengan sendirinya kalau tempat ini berfungsi sebagaimana mestinya,” terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Dinbudparpora Kab. Rembang, Noor Effendi kepada wartawan mengaku kesulitan menarik investor untuk mengelola potensi wisata Bonang Binangun Sluke, meski konsep perpaduan antara wisata bahari dan religi cukup menjanjikan.
”Kami sudah pernah melakukan penawaran dengan pihak investor, namun belum ada hasilnya. Dan mengenai sidak ini, kami akan melakukan penataan sesuai dengan fungsi bangunan semula,”pungkasnya.(hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama