Pungli Gaya Baru: Plesir Siswa Jelang Kenaikan Kelas!


Kadis Pendidikan Lamongan, Agus Suyanto 



LAMONGAN (wartamerdeka.com) - Tradisi berlibur atau plesir bagi siswa jelang kenaikan kelas seperti yang umum dilakukan oleh sekolah menengah, terutama di kabupaten Lamongan-jatim kian tak henti menjadi perbincangan dan sorotan walimurid, karena kegiatan ngelencer tersebut dinilai tak terkait langsung dengan kegiatan belajar, bahkan hanya menguras saku orangtua. Ujung-unjungnya beban walimurid menjadi kian bertambah.


“Waspada,  musim mendagangkan sekolah telah tiba. Tidak hanya di awal tahun pelajaran pungli dihalalkan bagi siswa yang mau lulus sekalipun pungli digalakkan,” kata Adi farid, ketua LSM Prakarsa Lamongan, dalam tulisan di facebooknya.

Fakta seperti itu, tak sekadar isapan jempol, beberapa walimurid dikonfirmasi wartamerdeka.com, juga menyayangkan adanya kegiatan tersebut, yang dinilai sudah menjadi kewajiban siswa. “Walau katanya tidak ikut boleh, ikut boleh, namun anak-anak tidak segampang itu, yang pasti tetap akan ikut, meski harus mjencari dana kesana kemarin,” papar Somad, salah seorang walimurid di Lamongan.

Sueb, kasek SMPN Karanggeneng mengakui,  pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan plesir siswa-siswinya ke Bali, namun itu tidak memaksa. “Tidak memaksa harus ikut, boleh tidak ikut,” kata Sueb melalu ponselnya.


Namun apa yang dikatakan kasek, sangat kontras dengan realita di lapangan. Informasi yang dihimpun wartamerdeka.com menyebut SMPN Karanggeneng akan menyelenggarakan kegiatan plesir (tour) ke Bali dengan biaya per siswa Rp 470 ribu. Sebesar Rp 70ribu di antaranya untuk persiapan kegiatan perpisahan.

Ironisnya, saat mengumpulkan walimurid, pihak sekolah sudah menyodorkan persiapan kegiatan tersebut secara matang, tanpa lebih dulu bermusayawarh dengan walimurid. Menariknya, surat edaran yang diedarkan ke siswa juga tanpa ada pilihan, hanya satu tujuan ke Bali. Celakanya, bahkan surat edaran tersebut di berikan ke siswa setelah kegiatan tersebut di tulis di media online ini. “Ya, itulah gaya-gaya paksaan terselubung, yang jelas siswa kalau tidak ikut, yang rasanya tidak nyaman kan?,” ungkap salah seorang walimurid lainnya.

Kadis Pendidikan Lamongan, Agus Suyanto  sudah  mengetahui rencana keberangkatan siswa ke Bali ini,  namun pihaknya disinyalir belum memberi teguran kepada pihak sekolah. “Ya, terimakasih Mas, atas informasinya,” kata Agus Suyanto. (Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama