Bupati : Ujian Nasional untuk SD Sebaiknya Dihapus, Karena Menghambat Progam Wajib Belajar Sembilan Tahun

Tahun 2013 Pemkab Purwakarta Siap Bangun Sekolah Satu Atap 9 tahun


PURWAKARTA (wartamerdeka.com) - Sebanyak 20 Sekolah Satu Atap Sembilan tahun akan di bangun Pemkab Purwakarta sekolah tersebut menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai tingkat SLTP yang nantinya sekolah tersebut akan menjadi sekolah percontohan. Hal dikatakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada wartamerdeka, tadi pagi.

Pemerintah Pusat, katanya, memiliki program Wajib Belajar Sembilan Tahun, akan tetapi pada kenyataannya program tersebut kurang berjalan dengan maksimal, pasalnya, masyarakat diwajibkan menyekolahkan anaknya minimal sampai lulusan SLTP namun terlalu banyak kebijakan yang menjadi beban anak dan orang tua siswa. Salah satunya Ujian Nasional (UN).

"Seharusnya jika anak wajib sekolah sembilan tahun jangan ada lagi ujian akhir atau ujian nasional di kelas enam SD, apalagi hasil ujian akhir itu kemudian menjadi syarat untuk mengikuti seleksi masuk SLTP. Jika hasilnya tak memenuhi ketentuan maka anak tersebut tidak bisa melanjutkan pendidikannya,akibat tidak diterima. Gara-gara hasil UN tidak memuaskan maka banyak siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah,’’ ujar Dedi Mulyadi.


Lebih jauh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menilai, Program UN ini  tidak relevan dengan kebijakan lainnya.

Menurut Dedi, program wajib belajar sembilan tahun seharusnya disempurnakan, salah satunya dengan menghilangkan Ujian Nasional (UN) bagi siswa kelas enam SD. "Jika pemerintah pusat ingin wajib belajar sembilan tahun berhasil maka proses seleksi bagi siswa hanya satu kali yaitu saat hendak masuk ke kelas satu SD setelah lulus kelas enam SD siswa tersebut tinggal melanjutkan ke kelas tujuh (kelas satu SLTP) tanpa mengikuti ujian lagi,’’kata Dedi.

Untuk mengantisipasi banyaknya anak yang tak sekolah Pemkab Purwakarta akan melakukan terobosan lain dengan cara membangun sekolah satu atap dengan dua tingkatan yaitu SD sampai SLTP supaya anak tersebut bisa sekolah di tempat yang sama tanpa di pusingkan mengikuti test seleksi lagi. "Jadi si anak tinggal sekolah. Jika prestasinya bagus maka naik kelas jika sebaliknya dia tinggal dikelas yang sama,’’ ujar Dedi yang selalu membuat gebrakan dan terobosan di berbagai bidang pembangunan di Purwakarta. (Asep Budiman)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama