JAKARTA (wartamerdeka.com) - Jika Partai
Golkar menjadi sendiri dalam sikapnya pada pengajuan usul rencana Pemerintah menaikkan
BBM awal April lalu, kini sikap Golkarpun sendiri dalam keputusan UU Pemilu. Bedanya,
kalau dalam usul BBM, Golkar diikuti partai-partai lain di Setgab Koalisi,
namun dalam hasil keputusan UU Pemilu, Golkar terpaksa mengikuti kekuatan
tarik-menarik keputusan partai-partai lain di Setgab Koalisi.
”Ya, kita
harus mengikuti hasil keputusan Rapat Paripurna di posisi PT 3,5%, sekalipun sebelumnya
kita tetap konsisten bertahan di ambang batas PT 5% sampai sebelum lobby,” kata Setya Novanto, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI, kemarin.
Menurut
Novanto, tentu Partai Golkar memiliki pandangan tersendiri dalam sikapnya di posisi
ideal PT 5%, mengingat histori dari Pemilu tahun 2004 dan 2009. Hingga akhirnya
menjelang voting, akhirnya Golkar menurunkan ke ambang batas 4%.
Dikatakan,
Partai Golkar sadar betul untuk ikut menata bangsa ke depan, dengan perlunya
penyederhanaan partai melalui Undang-undang Partai Politik, seiring demokrasi
yang semakin berjalan baik.
“Namun,
kwalitas anggota DPR perlu ditingkatkan, dan kedekatan para anggota Parlemen
terhadap konstituennya perlu dilakukan lebih efektif melalui coverage wilayah yang lebih terjangkau,” tambah Ibnu, anggota F-PG.
Sebab itulah,
Partai Golkar berprinsip, dengan ideal PT 5%, maka dimasa yang akan dating,
kwalitas dan jangkauan wilayah, dengan 3-10 kursi habis dibagi per dapil
menjadi lebih realistis.
“Tapi kita tak
ingin gaduh di Parlemen. Untuk itu, kita akhirnya coba dilakukan exercise,
sehingga diturunkan menjadi 4%,” tambahnya.
Namun dalam
hasil voting terbuka, Rapat Paripurna DPR akhirnya memutuskan PT 3,5%, dimana
beberapa fraksi partai lainnya, bertahan di PT 3%.
Sedangkan Taufik
anggota F-PG yang duduk di sisi kiri Setya Novanto, mengucapkan
terimakasih terhadap pers, yang turut membantu sosialisasi maksud ideal Partai
Golkar tersebut, sekalipun akhirnya keputusan PT 3,5%.
“Kami
mengucapkan terimakasih kepada para awak pers yang telah banyak membantu
sosialisasi selama ini. Kami sadar, kami membutuhkan anda, sekalipun mungkin
anda tidak butuh kami,” ujarnya bercanda sambil tertawa.
Dikatakan
Taufik, Partai Golkar belum pernah sekalipun menerima hujatan dari masyarakat,
kendati mempertahankan ideal PT 5% sebelumnya.
“Namun di
kalangan Parlemen hujat-menghujat itu memang ada,” imbuhnya.
Taufik juga
menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia ,
karena belum bisa mewujudkan keinginan ideal 5% tersebut.
Menjawab
pertanyaan wartawan, apakah dengan ambang batas terakhir Gokar masih bertahan di
ambang batas 4% hingga menjelang voting, tidak merasa ditinggalkan partai lain
di Setgab yang sudah sepakat di mabang batas 3,5%, Novanto mengatakan tidak
merasa ditinggalkan.
“Kita tidak merasa
ditinggalkan partai lain di Setgab. Kesetiaan Pak Ical terhadap para Ketua Umum
Koalisi itu tetap. Sampai detik-detik terakhir sebelum voting. Tapi, apapun
keputusan paripurna, kami tetap menghormati,” ujarnya lagi.
Dia menilai, PT 3,5 persen
diharapkan dapat membentuk pemerintahan yang kuat dengan sistem presidensil,
sehingga terjadi penyederhanaan demi terwujudnya pemerintahan yang efektif.
Ditambahkan, bahwa hal tersebut bukan berarti menggambarkan situasi Golkar versus
Setgab.
“Saya kira
bukan Gokar versus Setgab. Tapi dengan keputusan Golkar yang tetap,
mencerminkan konsistensi Golkar untuk turut membangun bangsa dan Negara dengan
lebih berkualitas. Tentu dalam konteks politik, masing-masing parpol punya pola
sendiri-sendiri,” imbuhnya.
Selain itu
dikatakan, peran Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) perlu lebih ditingkatkan
perannya, agar proses Pemilu yang demokratis dapat tercipta di 2014.
Seperti diketahui, hasil
voting dalam rapat paripurna DPR RI akhirnya memutuskan memilih metode
penghitungan suara menjadi kursi dengan kuota murni.
Metode ini didukung 342
anggota DPR. Adapun rincian suara fraksi yang mendukung kuota murni yakni
Fraksi Partai Demokrat (140 suara), Fraksi PKS (54), PAN (42), PPP (37), PKB
(28), Gerindra (24), dan Hanura (17). Sementara itu, fraksi yang memilih metode
penghitungan suara dengan webster mengumpulkan 188 suara anggota DPR dari
Fraksi Golkar dan PDIP. (DANS)