Kapolres Jakarta Pusat Tegaskan Tembak di Tempat Pelaku Tawuran


Kapolres Jakarta Pusat Tegaskan Tembak di Tempat Pelaku Tawuran
Foto : Ilustrasi tawuran antar warga di Jakarta
JAKARTA (wartamerdeka.net) – Masih seringnya terjadi aksi bentrok antar warga di Jakarta, membuat aparat kepolisian harus meningkatkan penindakan.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ario Seto menegaskan tidak akan ragu menindak tegas pelaku tawuran. Polisi tak segan menembak di tempat pelaku tawuran jika membahayakan.
“Kita tidak akan ragu menindak tegas kalau membahayakan petugas dan masyarakat, kita akan tembak di tempat,” ucap Suyudi di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (05/09/2017).
Penindakan tegas dianggap penting, guna mengatasi maraknya tawuran yang bekalangan marak lagi terjadi. Belajar dari kasus tawuran warga di Johar Baru, pihaknya juga sudah mengupayakan sejumlah langkah pencegahan dan penindakan.
Menurut Suyudi, selama ini pihaknya sudah tindakan pre-entif dan preventif agar tawuran di Johar Baru tak terus berulang. Program Polisi RW, misalnya, yang menempatkan satu personel polisi di satu RW.
“Untuk memberikan pencerahan pada masyarakat agar jangan mudah memancing dan terpancing,” ucapnya.
Sementara, upaya preventif yang dilakukan, kata Suyudi, kawasan Johar Baru dan sekitarnya bakal terus mendapat penjagaan khusus. Malah, kata dia, pengamanan dibantu dukungan personel dari Polda Metro Jaya.
“Kita didukung Polda dua pleton. Setiap hari (penjagaan),” ucapnya.
Buntut tawuran yang sering berulang menyebabkan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) antarkelurahan di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, diusulkan ditutup. JPO acap dijadikan pintu tawuran.
Camat Johar Baru Abdul Choir mengatakan, sudah ada JPO yang ditutup, akses Gang Macan RW 08 Kelurahan Kampung Rawa menuju RW 05 Tanah Tinggi. Sebagai gantinya dibangun benteng setinggi dua meter.
“Masyarakat ingin segera ditutup, kami juga sudah kirim surat ke Wali Kota Jakarta Pusat. Ternyata sumbernya (tawuran) adalah JPO ini,” ujar Choir saat ditemui media di kantornya, Senin (04/09/2017).
Menurut Abdul, penutupan JPO antarkelurahan di Johar Baru dilakukan agar konsentrasi pembubaran tawuran bisa terpusat. Pasalnya, JPO di atas aliran Kali Sentiong itu jumlahnya ada enam.
“RT RW setuju ditutup permanen. Setelah satu ternyata ada usulan lain, semuanya (JPO) diminta agar ditutup,” ujarnya.
Semula, warga yang tak menghendaki terjadinya tawuran meminta JPO langsung dibongkar. Tapi, itu tak mudah. Petugas terkendala aturan yang menyebut JPO merupakan aset Pemda DKI.
“Pemda menolak membongkar karena berhubungan dengan aset. Saya koordinasi untuk memutuskan bersama, secara darurat kita hanya tutup dengan tembok agar tidak terjadi tawuran kembali,” ujarnya.
Dikatakan Choir, tawuran di Gang Buntu yang terjadi pekan lalu terjadi dengan memanfaatkan jembatan penghubung. Aksi serupa sebelumnya tercatat pernah dilakukan di Jalan Baladewa, Kota Paris, dan Gang Macan.
Wilayah Gang Buntu yang sepi dinilai menjadi sasaran bagi oknum yang menginginkan terjadinya tawuran. Selain itu, perayaan Iduladha yang jatuh pada Jumat, 1 September 2017 juga dijadikan momentum tersendiri.
“Saya baru masuk ke sini tiga hari saja sudah ada tawuran besar. Pecah besar sekali setelah hari Idul Fitri. Saya langsung turun memerintahkan menangani tawuran,” ungkapnya.
Sebelumnya, 10 orang ditangkap pascatawuran di Gang Buntu RW 7 Kelurahan Kampung Rawa, Jumat 1 September pukul 16.00 WIB. Tawuran diduga pecah karena seorang warga sengaja melempar batu ke arah kubu lain. (DANS/MET)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama